Monday, July 8, 2013
Kajian Agama-Agama Dunia(4) : Manichaesme
Mani adalah pendiri agama Manikheisme yang hidup pada abad ketiga. Ia dilahirkan di desa Mardinu, di gurun Nahr Kuta, Babilonia Selatan pada 14 April 216.Mani tidak sekadar pendiri agama Manikheisme, ia juga seorang fisuf, astrolog, dan pelukis dari Persia. Pada 277 M, ia harus meninggal karena dieksekusi oleh pemerintahan Persia, tetapi agama yang didirikannya terus bertumbuh dan berkembang.
Menurut sumber-sumber Arab Islam, ayahnya bernama Fatak, seorang bangsawan Persia yang kemudian pindah ke Ktesifon. Disana ia mendapatkan pendidikan yang baik. Pada mulanya ia masuk anggota sekte Gnostik Yahudi, tetapi itu segera ditinggalkannya setelah mendapat wahyu ilahi pada tahun 228 M. Pada tahun 241, ia mulai mengajarkan wahyu yang didapatkannya pada banyak orang. Ia pergi ke Barat Daya India karena ajaran yang disebarkannya tidak terlalu berhasil di tanah kelahirannya sendiri, tetapi justru disitulah ia kemudian berhasil memasukkan penguasa lokal ke dalam agama Mani. pada tahun 242, ia kembali ke Persia dan berhasil mendapatkan perhatian raja Shapur I. Kekagumannya pada agama Mani membuat agama Mani dapat berkembang karena Mani diberikan izin untuk menyebarkan ajarannya di seluruh Imperium Persia/Sassanid. Pengikut agama Mani pun semakin banyak sehingga mampu mengutus penginjil keluar daerah. Tetapi hal ini menimbulkan kecemburuan dari para pendeta Zoroaster yang merupakan agama negara Persia di bawah dinasti Sassanid.Pada tahun 276, setelah raja Bahram I naik takhta, Mani ditangkap dan dipenjara.Ia akhirnya harus tewas karena mengalami penyiksaan yang begitu berat.Selama hidupnya, ia menulis beberapa buku; satu dalam bahasa Persia dan yang lain dalam bahasa Syriac (bahasa Semit yang dekat dengan bahasa Aramaik dari zaman Yesus). Buku inilah yang menjadi sumber utama agama Manikheisme. Sepeninggal Mani, pengikut-pengikutnya mengungsi ke beberapa tempat sehingga tersebarlah ajaran Mani di Mesopotamia, Afrika Utara, Sisilia, Italia dan Spanyol. Tetapi Manikheisme hilang pada abad ke-6.
Manikheisme mengajarkan bahwa terdapat dua kerajaan besar, yaitu kerajaan Terang dan kerajaan Gelap yang sudah berperang sejak awal. Dunia ini muncul sebagai hasil dari peperangan tersebut, karena itulah dunia kemudian dianggap memiliki dua unsur yaitu terang dan gelap atau baik dan jahat. Setiap orang adalah anak terang sekaligus anak gelap, dalam artian jiwa manusia yang baik terjebak dalam tubuh manusia yang sebenarnya jahat. Keselamatan dipahami sebagai tindakan pembebasan jiwa dari genggaman tubuh dengan mempraktekkan askese. Dalam hal ini, penderitaan Yesus dianggap sebagai sesuatu yang semu karena merupakan lambang dari terbelenggunya jiwa dalam tubuh.Agama Mani merupakan gabungan dari Zoroaster, Budha dan Kristen, tetapi ia mengklaim kalau pewahyuannya lebih lengkap dari tiga agama besar ini.
Tata ibadah agama Mani sangat sederhana karena hanya mengulangi rumusan doa tertentu, berpuasa, dan mengakui dosa. Mereka berdoa empat kali sehari yang didahului dengan pembasuhan kaki. Pada waktu beribadah, mereka memandang ke arah matahari atau bulan sebagai sumber terang. Ibadah pada hari Minggu dipandang sebagai penyembahan terhadap terang atau matahari. Puasanya terbagi atas mingguan, bulanan, tahunan. Sakramenpun hanya diikuti oleh orang yang dianggap sebagai golongan sempurna, juga tidak menggunakan anggur karena bagi mereka Kristus tidak berdarah. Ekaristi merupakan peringatan dari terbelenggunya jiwa pada materi (kejahatan).
Mengenai Ajaran Manichaeism petikan dari : http://id.wikipedia.org/wiki/Mani_(nabi)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment